Gerakan Massal Imunisasi Satu Juta Anak Papua
Bidan Reski Bunga masih belia. Umurnya baru 25 tahun. Namun, jangan ditanya soal pengalamannya bertugas di daerah terpencil di Papua.
Bidan Reski sudah tiga tahun bertugas di Puskesmas Kolofbrasa, Distrik Kolofbrasa, Kabupaten Asmat. Wilayah Kolofbrasa hanya bisa ditempuh dengan menggunakan kapal motor cepat selama 6-8 jam dari Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.
Puskesmas Kolofbrasa melayani 14 kampung. Dalam tugasnya, bidan Reski dibantu empat perawat dan satu kepala puskesmas.
Tak mudah melayani warga di 14 kampung, jalan dari satu kampung ke kampung lainnya, hanya bisa ditempuh dengan kapal motor cepat. Bahkan, ada dua-tiga kampung di Distrik Kolofbrasa, usai ditempuh dengan kapal motor cepat, harus ditambah dengan berjalan kaki 2-3 jam ke kampung itu.
Bidan Reski berkisah pengalamannya yang tak pernah bisa dilupakan. Sebagai seorang bidan yang harus siaga 24 jam, bidan Reski pernah merujuk pasien ibu hamil ke RSUD Asmat pada pukul 02.00 WIT. Hanya doa dan harapan yang muncul di benaknya kala itu. Si ibu hamil harus selamat bersama dengan bayinya di RSUD Asmat.
"Pukul 02.00 WIT, perjalanan pasien rujukan harus dilakukan. Selama dalam perjalanan, kami hanya berbekal lampu senter yang saya pegang, untuk menerangi sepanjang kali di Distrik Kolofbrasa ke Agats. Beruntung, hingga saat ini si ibu dan anaknya sehat," jelas bidan Reski ditemui Liputan6.com, pekan lalu di Kota Jayapura, saat sedang cuti kerja.
Bidan Reski mengakui butuh kerja ekstra dalam memahami kebutuhan kesehatan masyarakat di pedalaman Asmat. Kebanyakan pemahaman masyarakat setempat untuk kesehatan diri sendiri pun sangat minim.
Termasuk, saat adanya pemberian imunisasi kepada anak yang baru lahir. Sebab, biasanya setelah imunisasi, suhu badan anak panas.
"Pemahaman dari masyarakat Papua, justru dengan diberikan suntik imunisasi, anak malahan sakit, sehingga banyak orangtua yang tak mau lagi datang ke puskesmas untuk anaknya diberikan imunisasi. Padahal, pemberian imunisasi dasar hingga usia 9 bulan," ujarnya.
Post a Comment