Header Ads

Dunia Gagal Menghentikan Perang yang Merenggut Nyawa Anak-Anak



- Lembaga PBB untuk anak-anak, UNICEF, menyatakan kekerasan telah berdampak pada jumlah kematian anak-anak yang terbunuh dalam konflik atau perang dan serangan bunuh diri.

UNICEF menyebut Januari 2018 sebagai "bulan kegelapan" di Timur Tengah dan Afrika Utara yang dilanda krisis saat ini.

Direktur UNICEF untuk perwakilan wilayah  tersebut, Geert Cappelaere mengatakan konflik di kedua wilayah itu terus menerus menewaskan anak-anak dan melukai setidaknya satu anak per hari.

Pada Januari 2018, kekerasan yang terus meningkat di Irak, Libya, Palestina, Suriah dan Yaman, telah merenggut nyawa paling sedikitnya 83 anak-anak.

"Anak-anak telah membayar harga tertinggi dalam perang yang sama sekali bukan tanggung jawab mereka. Hidup mereka telah diperpendek, keluarga mereka selamanya hancur dalam kesedihan," katanya, Senin (5/2/2018).

Cappelaere mengatakan konflik Suriah memasuki tahun ke-8 dan pertempuran intensif dilaporkan telah menewaskan 59 anak-anak dalam empat pekan terakhir.

Sementara, di Yaman, PBB mengonfirmasi kematian 16 anak akibat perang. Angka tersebut diperkirakan semakin bertambah mengingat kematian anak terus dilaporkan dan anak yang mengalami luka parah masih berjuang untuk hidup.

Beralih ke Mosul, Irak, seorang anak terbunuh dalam sebuah rumah yang terperangkap, dan di Palestina, seorang bocah anak laki-laki ditembak mati di sebuah desa dekat Ramallah.

Kemudian, sebanyak 16 pengungsi, termasuk empat anak, mati membeku dalam badai musim dingin di Lebanon. Mereka diketahui melarikan diri dari perang di Suriah.

"Kami secara kolektif terus gagal menghentikan perang terhadap anak-anak," kata Cappelaere.

Tidak hanya ribuan, melainkan jutaan anak-anak di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara harus melewati masa kecil yang sulit.

Mereka dilukai seumur hidup, trauma, ditangkap dan ditahan, dieksploitasi, dicegah untuk pergi sekolah, tidak mendapat layanan kesehatan, dan tidak memperoleh hak dasarnya untuk bermain.

Tidak ada komentar