Header Ads

Kader Gerindra Tertembak Oknum Brimob


Jakarta - Polri akan memproses Briptu R terkait insiden tertembaknya kader Gerindra, Fernando AJ Wowor. Polri menegaskan bahwa insiden tersebut murni masalah pribadi korban dan pelaku.


Iqbal mengatakan, Polisi tidak mentolerir perbuatan pidana oleh seorang anggota kepolisian. Pihaknya akan memproses Briptu R.


"Prinsipnya siapa pun yang terlibat pidana akan kami proses. Apalagi jika itu dilakukan oleh anggota Polri," tegas Iqbal.

Sementara itu, Iqbal mengatakan bahwa pihaknya akan mengusut tuntas kejadian itu. Pihaknya melakukan investigasi untuk mencari tahu kronologi peristiwa sesuai faktanya.

"Ini yang belum kami peroleh. Yang pasti kami akan menyelidikinya," tandasnya.


Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bidang Advokasi Gerindra, Habiburokhman. Menurutnya, ini murni kriminal jalanan.

Ketua Bidang Advokasi Partai Gerindra, Habiburokhman menegaskan insiden tertembaknya kader partai Fernando AJ Wowor tak ada kaitannya sama sekali dengan institusi Polri maupun partai Gerindra. Insiden itu murni kriminal jalanan.

"Saya sampaikan ini bukan institusi melawan institusi, tetapi ini murni kriminal jalanan lah seperti itu," 


Kedua pihak tidak saling kenal dan tidak tahu identitas masing-masing sampai terjadinya insiden tersebut. Pihak korban baru mengetahui bahwa pelaku adalah oknum polisi setelah masyarakat menggeledah dompetnya.

"Waktu di TKP dia (Briptu R) juga tidak berseragam dan anak-anak juga tidak berseragam dan tidak dalam konteks tugas partai. Kebetulan saja anak-anak ini memang kader dan pelaku adalah polisi, tetapi ini murni kriminal dan tidak ada kaitannya dengan institusi polisi maupun partai," paparnya.

"Jadi anak-anak tahu bawa itu polisi setelah masyarakat ada yang buka dompetnya dan melihat identitasnya ternyata polisi. Jadi masing-masing tidak saling mengetahui pelaku siapa dan anak-anak juga tidak pakai atribut partai," sambung Habiburokhman. 


Habiburokhman menjelaskan singkat, kejadian itu dipicu karena ada percekcokan di area parkir ruko di Sukasari, Bogor Timur, Kota Bogor pada Sabtu (20/1) dini hari. Saat itu almarhum bersama rekannya hendak masuk parkir, berpapasan dengan moge Briptu R yang hendak keluar dari parkiran.

"Ini berdasarkan dari rekan almarhum, ketika belum selesai masuk parkiran, pelaku mengeluarkan pistol ditodongkan ke kaca mobil, terus ditodongkan ke kepala Arif sambil didorong-dorongkan pistolnya. Itu senjata sudah dikokang sebelum ke kaca," sambungnya.

Hingga kemudian korban dan temannya berusaha memegangi Briptu R agar tidak terjadi penembakan. Saat itulah korban tertembak.

"Almarhum ini di samping pelaku ngunci tangannya, kawannya (Arif) ada yang megangin pistol. Ketika yang megang pistol ini terlepas karena ada yang narik ke belakang. Kemudian almarhum ini kan dari samping kiri belakang, tiba-tiba suara letusan," paparnya.


Habiburokhman meminta polisi memproses Briptu R. Pihaknya meminta Polri bertanggung jawab atas meninggalnya salah satu kader Gerindra tersebut.

"Saat ini kami sedang menggali keterangan dari orang-orang yang ada di TKP saat kejadian, kami berharap agar yang kebenaran bisa terungkap. Harus ada yang bertanggung-jawab atas wafatnya rekan kami," imbuhnya.

Ia pun mempercayakan penuh proses hukum itu kepada polisi. "Kami mempercayakan pengusutan masalah ini kepada kepolisian, dan kami berharap agar pihak kepolisian bisa bekerja maksimal sesuai dengan hukum yang berlaku," tandasnya.   

Tidak ada komentar